Senin, 29 September 2014

TUGAS

ANGKA KEMISKINAN KOTA DEPOK TERUS MENURUN 



          
           Dilihat dari presentase penduduk miskin di Kota Depok, Jawa Barat terus mengalami penurunandalam tiga tahun terakhir. Hal tersebut ditandai dengan penurunan jumlah penduduk miskin secara bertahap sehingga tidak tampak percepatan penurunan. Laju penurunan sebesar 0,191 persen per tahun Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok menggela sosialisasi penyusutan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dan monitoring evaluasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) diaula Bappeda Gedung Dileka 1, Senin (08/09/2014). 
          Dalam hal ini, Bappeda berperan sebagai badan yang mengkoordinasi penanggulangan kemiskinan, baik ditingkat kecamatan atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Depok. Jika penanganan kemiskinan di Kota Depok semakin membaik, maka ditargetkan turun sampai 2,10 persen per tahun pada 2014. Permasalahan kemiskinan di Kota Depok dibahas melalui "sosialisasi penyusutan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)" diaula badan penanggulangan dan Badan Perencana Daerah (Bappeda) lantai 3, Gedung Dibaleha, Balai Kota Depok, Senin (8/9). 
          Sosialisasi yang semula akan dihadiri oleh wakil walikota Depok KH.M. Idris Abdul Shomad ini turut dihadiri oleh kepala Bappeda Kota Depok Hardiono, perwakilan masing - masing OPD, serta perwakilan dari kelurahan dan kecamatan di Kota Depok. Selain itu mendatangkan narasumber dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) kementrian sekretariat negara, sekeretariat wakil presiden, Togi Tua Sianipar. 
          Kemiskina, kerentahan, dan kesenjangan menjadi tiga komponen utama dalam data perhitungan kemiskinan. Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan mengalami penurunan yang ditunjukkan terjadi perbaikan kesenjangan antar sesama penduduk miskin. Indikator penurunan kemiskinan di Kota Depok juga dilihat berdasarkan dua jenis kemiskinan yakni kemiskinan konsumsi dan non-konsumsi. 
          Kemiskinan konsumsi berhungan dengan komoditi makanan, sedangkan kemiskinan non-konsumsi dimensi- dimensinya meliputi pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, infastruktur, dan sebagainya. Berbicara tingkat kemiskinan, jumlah penduduk miskin, dan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan berarti hanya menyangkut kemiskinan konsumsi. 
           "Dengan demikian, laju kemiskinan konsumsi di Kota Depok selama tiga tahun terakhir mengalami perbaikan, tapi tidak terlalu signifikan penurunannya". Kata Togi Tua Sianipar, selaku advokasi Tim Nasional Percepatan dan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) kementrian RI sekretariat wakil presiden RI. 
             Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), salah satu pemicu timbulnya kemiskinan. Togi mengungkapkan pemerintah Kota Depok berhasil menanggulangi kemiskinan akibat kenaikan BBM. "Diluar program pemerintah pusat mengantisipasi inflasi karena terjadi kenaikan BBM, pemerintah Kota Depok bisa mencegah kenaikan angka kemiskinan. presentase kemiskinan tersebut stabil penurunannya. Ya, tetap terjadi penurunan kemiskinan, meskipun harga BBM naik," tuturnya. 

   Sumber: - www.kabardepok.com  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar