Rabu, 08 November 2017

TUGAS

ETIKA PROFESI & MORAL


* Pengertian Etika Menurut Bahasa Yunani
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). 
* Hubungan Antara Etika Dengan Moral
Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak baik. Sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang sesuai dengan moral itu. Etika adalah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban manusia serta hal yang baik dan yang tidak baik. Bidang inilah yang selanjutnya disebut bidang moral. Objek etika adalah pernyataan-pernyataan moral. Oleh karena itu, etika bisa juga dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak. 
* Tujuan Pokok Dari Rumusan Etika Dalam Kode Etik Profesi
tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct)  profesi adalah:
1. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan        masyarakat pada umumnya
2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka            perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi          dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu
4. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas,        dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab        UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya
5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari        tenaga ahli profesi
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang).        Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari              induk organisasi profesinya

Sumber:
- https://www.academia.edu/27924868/Pengertian_ETIKA
- https://asistenetika.wordpress.com/2012/05/09/tujuan-kode-etika-profesi/
- https://www.academia.edu/28798274/MAKALAH_HUBUNGAN_ETIKA_DENGAN_MORAL_N   ORMA_DAN_NILAI
- http://elearning.sman2klaten.sch.id/pluginfile.php/17/mod_forum/attachment/1/Hubungan%20antar    a%20Moral%20dan%20Etika.pptx

Selasa, 10 Oktober 2017

TUGAS



KONSULTAN PERENCANAAN 


         Konsultan adalah individu yang biasanya bekerja untuk diri mereka sendiri tetapi juga dapat berhubungan dengan sebuah perusahaan konsultan. Termasuk untuk biaya, memberikan saran atau menyediakan layanan dalam bidang pengetahuan khusus atau pelatihan. Sebagian besar konsultan membawa kehidupan mereka sendiri dan asuransi kesehatan, membayar pajak mereka sendiri, sebagian besar memiliki alat sendiri dan peralatan mereka. Konsultan dapat bekerja sendiri dengan staf atau klien. Konsultan dapat memainkan peran multi-faceted. Mereka dapat, misalnya fungsi sebagai penasihat, pemecah masalah, atasan, generalis, stabilisator, pendengar, penasihat, spesialis, katalis, manajer atau kuasi - karyawan. Pekerjaan yang sebenarnya bahwa konsultan untuk melakukan satu perusahaan lain dapat sangat bervariasi, akun pajak yaitu untuk dekorasi kantor. Namun, alasan yang mendasari khas yang konsultan disewa bersifat universal. Suatu masalah ada dan pemilik atau manajer perusahaan telah memutuskan untuk mencari bantuan ahli.
     Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien untuk melaksanakan pekerjaan proyek perencanaan dalam hal ini bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana sering juga melakukan pekerjaan pengawasan terhadap proyek yang sedang dilaksanakan oleh kontraktor apabila klien atau owner berkenan dan menunjuk. Dengan begitu si konsultan betul - betul melakukan pekerjaan yang namanya konsultasi secara penuh. Karena pekerjaan tidak hanya terbatas pada proyek yang belum jalan saja tetapi bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan proyek. Dan yang lebih penting lagi,walaupun memang produk nyata dari konsultan adalah gambar kerja di lapangan tapi yang paling penting adalah advise yang diberikan untuk klien terhadap konsep-konsep design yang ingin dilakukan. Masalah sekadar gambar dan perhitungan itu memang sudah merupakan kewajiban dari konsultan. Bahkan untuk hal - hal kecil seperti bangunan - bangunan pendukung,kontraktor dapat saja melakukan design lalu konsultan tinggal menyetujuinya saja apabila semua persyaratan design tidak ada masalah.   
           Berikut ini merupakan jenis - jenis konsultan perencaan:
    1.    Konsultan arsitektur
    2.    Konsultan struktur
    3.    Konsultan Mekanikal Elektrikal (MEP)
    4.    Konsultan estimasi biaya/estimator
           Berikut ini merupakan tugas - tugas dari konsultan perencanaan:
    1.    Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek /klien
    2.    Membuat gambar kerja pelaksanaan atau detail engineering design (DED)
    3.    Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman             bagi pelaksana proyek
    4.    Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek
    5.    Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke dalam desain                         bangunan.
    6.   Melakukan penyesuaian desain bila terjadi kesalahan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang              tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
    7.    Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

        Dalam konsultan perencanaan sendiri memiliki wewenang - wewenang yang telah diterapkan yaitu Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Konsultan didalam melaksanakan tugasnya juga mempunyai schedule yang harus dipatuhi agar proyek yang sedang direncanakan dapat berjalan sesuai jadwal. Koordinasi antar konsultan sangat penting demi kemajuan proyek. Keempat konsultan tersebut tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Konsultan arsitek bertindak sebagai koordinator yang menyatukan konsultan-konsultan yang terlibat. 


Sumber: 
              -    https://andyprb.wordpress.com/2009/04/28/apa-itu-consulting-engineer/
              -    http://nobelconsultant.com/konsultan-perencana-konstruksi/

Rabu, 03 Mei 2017

TUGAS


PROSES PEMBUATAN WROUGHT SEAMLESS FERROUS PIPE



  1.1         Proses Pembuatan Wrought Seamless Ferrous Pipe
            Pipa baja biasanya terbuat dari baja yang dihasilkan dari tungku perapian terbuka (open-hearth), tungku perapian oksigen murni, pengubah bassemer, atau tungku perapian dengan listrik. Seperti dalam pengecoran pada pipa baja dengan komposisi khusus digunakan tungku perapian dengan induksi listrik, untuk menghasilkan cairan baja tersebut.
         Meskipun pembuatan pipa dari baja dicairkan dalam bassemer dikurangi secara subtansi, pada tahun saat terjadi perang dunia II suatu penemuan tentang oksigen dan udara-oksigen dalam peubah secara subtansi akan meningkatkan kegunaan dari peralatan ini, terutama untuk baja karbon. Ada empat proses yang  dilakukan dalam pembuatan wrought seamless ferrous pipe tersebut yaitu hot rotary piercing, proses pirgel - mill, proses punch - bench dan proses ekstrusi. 


Gambar 1.1 Wrought Seamless Pipe

1.1.1        Diagram Alir Proses Pembuatan Wrought Seamless Ferrous Pipe
                Berikut ini merupakan diagram alir pada proses pembuatan wrought seamless ferrous pipe, yaitu:


Gambar 1.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Wrought Seamless Ferrous Pipe

1.1.2        Proses Pembuatan Wrough Seamless Ferrous Pipe
                Berikut ini merupakan tahap - tahap atau proses dalam pembuatan Wrough Seamless Ferrous Pipe, yaitu:
                
   1.            Hot Rotary Piercing Process (Proses Penembusan Secara Rotary)
            Pada tahap awal, yaitu penembusan satu atau dua piercing mills yang dipanaskan, dimana piercing mills tersebut terdiri dari sepasang roller silinder yang berputar pada arah yang sama dengan sumbu yang ditandukkan dari masing-masing roller. Metode ini terdiri dari 4 proses yaitu piercing mill, plug rolling mill, reeling mill, dan sizing mill yang dapat dilihat pada gambar 1.2.
             Billet baja, pada temperatur forging 2200 - 2400F, didorong ke dalam piercing mill, dimana billet tersebut dicekam oleh 2 roller yang berputar dan membawa billet ke titik penembus untuk membentuk lubang sepanjang billet tersebut. Untuk pipa yang besar, dilakukan operasi kedua yang serupa untuk mengurangi ketebalan dinding dan meningkatkan diameter dan panjang billet yang telah dilakukan piercing.
           Billet hasil piercing masih berupa tube yang kasar dan masih perlu dilakukan pengerjaan finishing untuk menghasilkan pipa. Untuk pengurangan diameter dan ketebalan dinding yang lebih jauh lagi serta meningkatkan ukuran panjang dilakukan dengan memutar billet ke mandrel pada plug rolling mill. Fungsi dari reeling mill, yaitu untuk memoles bagian dalam dan luar permukaan tube serta untuk menempatkan tube, yang mana bentuk oval masih terbentuk dan terlewatkan pada waktu proses di plugrolling millPipa jika diperlukan dilakukan reheated untuk dilakukan penyesuaian ukuran diameter pipa yang diinginkan. Ukuran diameter roller pada sizing mill ini lebih kecil dari pipa yang datang dari reeling mill.


Gambar 1.3 Metode Proses Penembusan Pada Pipa

     2.         Proses Pilger Mill
                 Pada proses ini, mandrel dengan panjang 10ft dan diameter yang mendekati diameter bagian dalam pipa kemudian ditekan ke ingot atau billet dengan penumbur hidrolik.  Mandrel yang dibungkus di dalam ingot diletakkan diantara roll dari pilger mill. Roll ini mempunyai bentuk kontur yang bubungan (Cam) dan berputar berlawanan arah yang mana ingot ditekan oleh penumbur hidrolik dan mekanisme aircylinder. Perputaran dari roll menghasilkan efek yang ekivalen dari pukulan hammer yang akan mengurangi atau mereduksi dinding ingot melalui forging melawan mandrel dan membawa ingot dan madrel melawan kembali penumbur dan karena alasan inilah proses ini dinamakan proses rotary - forged. Proses pilger mill dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut.


Gambar 1.4 Proses Pilger Mill

     3.               Proses Push - Bench (Cupping)
                       Pada beberapa penggilingan pipa, ingot baja dipanaskan hingga temperatur 2300 F. Kemudian diletakkan pada container melingkar dan dihantam hingga berbentuk cup. Hantaman harus terukur hingga tekanan material mengikuti kontur dari container dan, mengisi cekungan diantara dinding dan ingot. Ujung silinder yang tertutup (cup) di reheated dan ditekan, dengan ujung tertutup melalui rangkaian 3 sampai 12 die, dari berturut-turut pengurangan diameter, mounted pada horizontal bench. Proses reheating diantara operasi penarikan mungkin diperlukan, mesin mandrel-extracting kemudian mengendurkan mandrel dan menarik mandrel keluar dari tube. Cup dipotong dengan gergaji melingkar. Pengerjaan akhir yaitu cold-rolling atau meluruskan dari tube. Proses ini secara khusus cocok untuk diameter kecil (hingga 4 in). proses ini dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut ini.


Gambar 1.5 Proses Push - Bench (Cupping)

    4.             Proses Ekstrusi
                  Proses ekstruksi terdiri dari dua peralatan yaitu penekanan vertikal (vertical press) dan penekanan horizontal (horizontal press). Pada horizontal presses penembusan dilakukan pertama kali sebagai langkah yang terpisah atau cekungan digunakan dengan mandrel dan die. Tungsten-chromium-carbon dan chromium-tunsten-molbdenum-alloy steels dengan kekerasan mendekati 46 rockwell C digunakan untuk mandrels dan die serta peralatan lainnya. Glass merupakan pelumas yang paling efektif. Billet di lapisi dengan lapisan dari bubuk glass yang menyebar ke selimut asbes dari parasut yang mana mengirim billet dari tungku ke press.


Gambar 1.6 Penekanan Vertikal (Vertical Presses)

                Pada proses tubing dimana operasi extruding selesai dalam beberapa detik, tube secara umum ditransferkan ke reducing mill ketika masih pada temperatur hot forging. Baja karbon, paduan baja dan stainless stell untuk tubing diproduksi dengan metode ini dengan diameter dari 3/8 hingga 4 in dan dengan panjang pipa 30 - 60ft, ukuran pipa dari 8-24 in dan ketebalan dinding dari 0,5 - 3 in. 



Gambar 1.7 Penekanan Horizontal (Horizontal Presses)


1.2        Bahan Baku Pembuatan Wrought Seamless Pipe
             Bahan baku yang digunakan yaitu baja silinder pejal yang mana sangat memiliki peran dan proses pembuatan seamless pipe, digunakannya baja silinder pejal karena proses pembuatan seamless pipe tidak dilakukan dengan proses pengelesan (joint) pada suatu plat melainkan digunakannya baja silinder pejal yang mana akan dilakukan proses perlubangan dalam kondisi hampir meleleh atau biasa disebut billet.

   
Gambar 1.8 Baja Silinder



Sumber: - http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.mahmud/material/pipa.pdf
                - http://dokumen.tips/documents/proses-pembuatan-pipa-56183227316fe.html



Rabu, 29 Maret 2017

TUGAS


TEKNIK PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI 

BAB I
PENGERTIAN DAN TUJUAN PERAWATAN MESIN


1.1 Pengertian Perawatan mesin (maintenance)
        Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas atau peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu, fasilitas atau peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secar efesien ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan atau mantaince juga didefinisikan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima ( BS3811,1974 dalam Corder, 1992 ). Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian Teknologi ( sekarang Departemen Perdagangan dan Industri ) pada bulan april 1970, menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang berarti merawat, memelihara, dan menjaga.
        Perawatan adalah suatu kombinasi dari semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu mesin pada kondisi yang dapat diterima.

1.2 Tujuan Perawatan Mesin
        Menurut Corder (1992 ), tujuan pemelihraan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut : 
1. memperpanjang usia kegunaan asset atau dapat juga disebut bagian dari suatu tempat kerja,                 bangunan dan isinya.
2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa dan                         mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum.
3. menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.


BAB II
PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI

2.1   Peranan Perawatan Untuk Mesin Produksi
        Pada dasarnya setiap mesin produksi sangatlah dibutuhkannya proses perawatan untuk menunjang keualitas serta kenyamanan bagi pengguna mesin agar kondisi mesin tetap dalam keadaan aman dan terjaga. Dalam segi sistem keorganisasian harus adanya keselarasan antar faktor – faktor keteknikan serta geografis dan keadaan dari pekerja yang mendukung.

2.2 Jenis – jenis Perawatan Pada Mesin Produksi
Menurut Corder, (1992) membagi kegiatan pemeliharaan kedalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharan tak terencana (unplanned maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (breakdown maintenance). Pemeliharaan terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharan korektif (corrective maintenance). Berikut ini merupakan penjelasan dari pemeliharaan (maintenance) terencana, yaitu:
        1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
             Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. 
Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam “critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam “critical unit “apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal 
(Assauri, 2004).

       2.  Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)
            Menurut Prawirosentono (2000), pemeliharaan korektif (corrective maintenance) adalah peralatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton (1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu “ pemeliharaan kemajuan“ (Improvement maintenance), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan.
Disamping pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance). Pemeliharaan tidak terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (emergency maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
( Prawirosentono, 2000).
Berikut ini merupakan skema dari jenis jenis perawatan mesin produksi:





Gambar 2.1 Skema Jenis - jenis Perawatan Mesin Produksi



2.3   Pihak – pihak Bertanggung Jawab Dalam Proses Perawatan
Berikut ini merupakan pihak – pihak yang memiliki tanggung jawab dalam proses perawatan mesin produksi, yaitu:
1. Inpeksi ( inspection )
        Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inpeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan teknik (enginerring)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakuakan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
3. Kegiatan produksi (production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai rencana. 
4. Kegiatan administrasi (clerical work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang terpenting dari bagian pemeliharaan.
5. pemeliharaan bangunan (housekeeping)
kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.


BAB III
DEPARTEMENT ORGANISASI PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI


3.1 Organisasi Maintenance
Menurut Taylor dalam Suharto (1991), organisasi adalah pengintegrasian sumber-sumber, seperti persoalan teknik, kondisi alam, serta keterlibatan personal. Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi perawatan mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap memperhatikan problem-problem setempat dengan memperhatikan jenis operasi, kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin dan kondisi tenaga kerja.

3.2 Struktur Organisasi
Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Dilapangan, salah satu yang diambil agar bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personil yang terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan lain-lain (Suharto, 1991).
Selanjutnya persentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri dan apakah jenis industri tersebut bersifat padat karya atau padat modal. Dalam industri padat karya, angka ini hanyalah 2 %, sedangkan industri padat modal jumlahnya dapat mencapai 50 % ( Corder,1992 ).

3.3 Jenis Pekerjaan 
Jenis perawatan pada akan menetukan sifat serta karakteristik pada pekerjaan atau jenis pengawasan. Dan jenis – jenis perawatan yang sudah tergolong sekian banyaknya seperti perawatan pada permesinan, perminyakan, perpipaan, dan masih banyak jenis yang lainnya.

3.4 Ruang Lingkup Perawatan Mesin 
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departmen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan upervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.

3.5 Susunan Struktur Organisasi
Dalam sebuah industri harus adanya sistem pengorganisasian terhadap perawatan mesin yang perlu diselaraskan terhadap faktor – faktor keteknikan, geografis serta situasi personil yang mendukung. 



Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perawatan Pada Mesin


Sumber:
*    Corder, A. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di Industri Pengolahan       Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor. Skiripsi Institut Pertanian           Bogor. Bogor.
*    Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.
*    Prawirisentono, S. 2000. Manjemen Operasi ; Analis Studi Kasus. Edisi Kedua. Bumi Aksara.             Jakarta.
*    The American Management Association, Inc. 1971. Modern Maintenance Management. Bombay.


Senin, 02 Januari 2017

TUGAS


SISTEM PNEUMATIK


         Kemajuan ilmu penghetahuan dan teknologi telah merambah ke dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, tidak terkecuali di bidang Teknik atau Engineering. Mekanisasi dan otomatisasi sangat di prioritaskan dalam aspek - aspek bidang teknik, terutama teknik mesin. Ini dimaksudkan agar memudahkan dalam mencapai tingkat praktis, efisien, dan presisius.
         Di bidang teknik mesin, terdapat banyak sistem otomatisasi dan mekanisasi. Mekanisasi dan otomatisasi merupakan suatu gejala atau fenomena dasar yang dapat dipelajari melalui teori dan aplikasi dari teori tersebut. Berikut merupakan suatu contoh fenomena yang akan kita bahas yaitu Sistem Pneumatik.

          *  Pneumatik
              Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja. Dalam penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomatis.
              Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara bertekanan dalam industri memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam, mana terjadi proses - proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik daklam pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara bertekanan (udara bertekanan).
              Dalam suatu rangkaian pneumatik, udara diluar dihisap kedalam kompressor dan mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian diubah menjadi gerak mekanik (gerak piston).
          
          *  Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pneumatik
              Penggunaan udara kempa dalam sistem pneumatik memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan berikut ini:
              a)    Ketersediaan yang tak terbatas

                     udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan

                     tempat.

              b)    Mudah disalurkan

                      udara mudah disalurkan /dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain melalui pipa

                      yang kecil, panjang dan berliku.

              c)     Fleksibilitas temperatur

                      udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui

                      peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak

                      ekstrem udara masih dapat bekerja.

              d)     Aman

                      udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak

                      terjadi hubungan singkat (kosleting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal

                      ini cukup mudah, berbeda dengan sistem elektrik yang dapat menimbulkan kosleting

                      hingga kebakaran.

              e)     Bersih

                      udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan

                      jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman

                      digunakan untuk industri obat - obatan, makanan dan minuman maupun tekstil.

              f)     Dapat disimpan

                      udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan

                      tekanan udara . selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga

                      sistem menjadi aman.

              g)     Mudah dimanfaatkan

                      udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal untuk membersihkan permukaan

                      logam dan mesin - mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik

                      untuk menghasilkan gerakan tertentu

               Selain memiliki kelebihan seperti diatas, penumatik juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:

              a)     Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara

              b)     Mudah terjadi kebocoran

              c)     Menimbulkan suara bising

              d)     Mudah mengembun 
              
              *      Komponen sistem pneumatik
                      Berikut ini merupakan komponen sistem pneumatik, yaitu:
                     1)     Kompressor
                             Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor dibutuhkan agar mendapatkan tekanan kerja yang diinginkan. Kompresor udarabiasanya mengisap udara dari atmosfir . Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Beberapa macam kompresor secara umum yaitu :

                              a)  Kompresor piston

                              b)  Kompresor sekerup

                              c)  Kompresor aliran radial

                              d)  Kompresor sudu geser

                              e)  Kompresor aksial
                      
                     2)      Kompressor Air Filter                                                                                                                                 Kompressor air filter berfungsi sebagai penyaring udara yang digunakan pada sistem dengan memisahkan partikel – partikel air dan debu dari udara.
                                                          


                      3)     Katup Pneumatik
                              Simbol-simbol yang digunakan dalam sistem pneumatik berdasarkan standart      DIN/ISO1219.
                         
                                                                            
 




                    4)     Pressure Relief
                            Berfungsi sebagai saklar otomatis, komponen ini berkerja apabila tekanan pada tabung di dalam komponen telah mencapai tekanan maksimum, maka udara akan mengalir dan mengaktifkan katup 3/2 yang juga terdapat di dalam komponen pressure relief ini.





Gambar 3. Pressure Relief

                     5)    Pressure Gauge
                            Berfungsi sebagai alat pengukur tekanan fluida (udara) pada sistem pengontrol pneumatik.


                   
                      6)     Time Delay Valve
                               Berfungsi untuk menunda sistem kerja dari silinder.





Gambar 5. Time Delay Valve

                       7)      Tabung Gerak Tunggal (Single Acting Cylinder)
                                Berfungsi sebagai elemen penggerak akhir. Pada SAC ini silinder bergerak maju dengan tekanan dan kembali secara otomatis karena pengaruh kerja pegas di dalamnya.



Gambar 6. Single Acting Cylinder (SAC)
                       8)      Tabung Gerak Ganda (Double Acting Cylinder)
                                Berfungsi sebagai elemen penggerak akhir. Pada DAC ini silinder bergerak maju tanpa bisa kembali lagi secara otomatis, silinder ini akan kembali ke posisi awalnya setelah mendapatkan tekanan fluida dari arah yang berlawanan.




Gambar 7. Double Acting Cylinder (DAC)

               *      Macam - macam tekanan pada sistem pneumatik
                       Macam - macam tekana yang terdapat pada sistem pneumatik ada 3, yaitu:
                       1)     Sistem Tekanan Tinggi
                               Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya disimpan dalam tabung metal (Air Storage Cylinder) pada range tekanan dari 1000 – 3000 Psi, tergantung pada keadaan sistem.
                               Tipe dari tabung ini mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai klep pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep ini untuk penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai klep pengontrol. Klep ini dapat sebagai klep penutup dan juga menjaga terperangkapnya udara dalam tabung selama sistem dioperasikan.

                       2)     Sistem Tekanan Sedang
                               Sistem Pneumatik tekanan sedang mempunyai range tekanan antara 100 – 150 Psi, biasanya tidak menggunakan tabung udara. Sistem ini umumnya mengambil udara terkompresi langsung dari motor kompresor.
                       3)     Sistem Tekanan Rendah
                               Tekanan udara rendah didapatkan dari pompa udara tipe Vane. Demikian pompa udara mengeluarkan tekanan udara secara kontinu dengan tekanan sebesar 1 – 10 Psi. ke sistem Pneumatik.

                 *     Contoh Pengaplikasian berupa rangkaian dari sistem pneumatik
                    


 Gambar 8. Rangkaian Sistem Pneumatik


         Sumber:   -  Modul Praktikum Lab. Fenomena Dasar Mesin
                        -   Materi Presentasi Mata Kuliah Pneumatik dan Hidrolik


Selasa, 03 November 2015

TUGAS



INSTALASI PENANGANAN PENCEMARAN AIR LIMBAH
(IMPAL)



        Halo, apa kabar semua??, maaf sebelumnya jarang ngepost lagi karena ada beberapa tugas yang harus saya selesaikan jadi udah jarang dibuka. Para pembaca sekalian sekarang saya akan membuat suatu cara atau penanganan dari pencemaran air limbah sesuai observasi yang saya lakukan disebuah rumah sakit didaerah jakarta dan dengan bantuan teman saya juga, tetapi sebelum kita membahas tentang instalasi atau perancanaan tentang penanganan air limbah kita bahas terlebih dahulu tentang pencemaran air itu sendiri. 
            Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
            Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
            Pada dasarnya Pencemaran lingkungan hidup telah ditetapkan dalam UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
            Sumber - sumber yang menyebabkan terjadinya pencemaran air :

–     Limbah Pemukiman

–     Limbah Pertanian

–     Limbah Industri

       * Limbah Pemukiman

Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
 Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan  persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan

      * Limbah Pertanian

pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
 Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya
   
      * Limbah Industri

Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam :                    

1. Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen .

2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit.

3. Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup .

4. Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit .
       
     Akibat dari terjadinya pencemaran air :

   1. Sebagai penyebab banjir. Jika musim hujan tiba, maka diberita anda akan disajikan materi banjir. Banjir terjadi karena penumpukan sampah yang menyumbat dan mendangkalkan selokan-selokan, sungai serta danau.

   2. Sumber air bersih menghilang, Air yang bersih sangat dibutuhkan makhluk hidup, namun jika pencemaran di air sudah terjadi air bersih lambat laun akan menghilang sehingga seluruh makhluk bumi ini terancam punah.

   3. Sumber Penyakit. Ingat bahwa air yang sudah tercemar oleh sampah organik dan anorganik dapat menyebabkan terjadinya banyak penyakit.

   4. Pencemaran air sangat merusak ekosistem, tidak heran telah banyak tumbuhan dan hewan yang punah karena ekosistem rusak.

   5. Kerugian bagi pencari ikan yang disekitar sungai, muara, danau dan laut yang telah digunakan sebagai tempat penangkapan ikan menggunakan bom. Zat kimia sulit untuk hilang sehingga ikan enggan datang ketempat itu lagi dan menjadi sulit untuk menangkap dan mencarinya.

       Baik dari semua penjelasan diatas kita mungkin sudah mengerti tentang pencemaran air baik dari sumber maupun dampak yang ditimbulkannya oleh karena itu saya melakukan suatu observasi disebuah rumah sakit tentang penanganan dari limbah - limbah yang terdapat di rumah sakit tersebut karena pada dasarnya alat - alat yang terdapat di rumah sakit tidak sembarangan dalam pembuangannya bahkan ada beberapa alat yang bisa di daur ulang kembali, berikut penjelasannya :
      
  1. Safety box
     

      Alat ini merupakan sebuah box penyimpanan yang berfungsi untuk membuang benda tajam seperti : Spuit, Abocath, bekas - bekas obat dalam bentuk ampul atau falcon.

    2. Tempat sampah infeksius



       
         Alat ini merupakan sebuah tempat sampah atau pembuangan yang berfungsi untuk membuang sampah yang terkena darah pasien atau yang berhubungan dengan cairan pasien. Misalnya : kapas bekas suntik, kasa yang terkena darah, bekas infus, kateter, urin bag. 

     3. Tempat sampah infeksius
  

 

          Alat ini merupakan sebuah tempat pembuangan benda - benda yang tidak dapat didaur ulang lagi atau bisa dikatakan seperti tempat sampah pada umumnya. Seperti: bekas plastik, bekas kardus, obat antibiontik, dll. 

            Pada dasarnya semua alat - alat yang terdapat dirumah sakit bisa dikatakan disposeble atau hanya dapat digunakan sekali tidak untuk berulang - ulang, akan tetapi terdapat beberapa penangan dari sisi lain agar benda yang telah digunakan bisa di daur ulang yang mana hanya beberapa alat yang dapat didaur ulang. Disinilah sebuah penangan agar mengurangi terjadinya pencemaran, yakni dengan cara : 
   
       1. Sterilisasi 
           Sterilisasi merupakan sebuah penangan pada bidang rumah sakit untuk mengurangi pencemaran limbah begitu juga dengan penghematan biaya. Cara ini hanya dapat dilakukan oleh beberapa alat seperti: 
                    a. wastlap yang digunakan untuk memandikan pasien, yang mana cara mensterilisasikannya dengan mencuci kembali westlap tersebut dengan cara proses pencuciannya dengan menggunakan air yang mengandung klorin.    
                    b. Gunting, Klem, Pinset dan Bak instrumen yaitu proses sterilisasinya masih dengan menggunakan air yang mengandung klorin dengan cara mencelupkan alat tersebut dan diamkan selama 10 menit maka alat tersebut sudah dapat digunakan kembali. 
        
        2. Mesin Autoclav
                                                           
 

               Mesin autoclav merupakan mesin yang digunakan untuk menstelirisasikan alat akan tetapi alat ini juga hanya dapat mensterilisasikan beberapa alat saja. Adapun fungsi dari mesin ini ialah untuk mensterilkan suatu benda atau suatu media. Autoclave memiliki kemampuan memanaskan suatu benda hingga mencapai suhu 130 C sehingga dengan pencapaian suhu tersebut memungkinkan untuk membunuh endospora yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan dan antibiotik.
               Waktu sterilisasi dengan menggunakan autoclavepun sangat bergantung dengan benda atau media yang akan disterilisasi. Apabila objek yang disterilisasi sangat tebal dan banyak maka akan memperlambat penyerapan suhu panas ke objek yang disterilisasi tersebut. Untuk penambahan waktu sendiri berkisar antara 10 – 15 menit.

        * Mekanisme kerja autoclave
                Autoclave menyeterilkan suatu objek dengan memanfaatkan panas dan tekanan uap dalam chamber. Sedang panas dan tekanan yang digunakan tersebut dihasilkan oleh pemanasan elemen didalam chamber yang dikondisikan menjadi hampa udara. Hal yang mepengaruhi besarnya tekanan adalah waktu dan suhu. Semakin lama waktu dan semakin besar suhu yang digunakan maka tekanan yang dihasilkan pun akan semakin besar.
                Untuk autoclave sendiri saat ini masih sering digunakan untuk mensterilkan berbagai alat-alat kesehatan selain itu autoclave juga digunakan para praktisi budidaya jamur untuk mensterilkan media yang akan digunakan untuk budidaya jamur supaya hama-hama yang memngganggu pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur mati. Selain 2 hal tersebut masih banyak lagi penggunaan dari autoclave yang pasti biasanya sangat berkaitan sekali dengan proses sterilisasi.
Setiap autoclave memiliki spesifikasi yang berbeda-beda dan spesifikasi dari autoclave juga berpengaruh pada harga autoclave tersebut. Semakin canggih spesifikasi autoclave semakin tinggi juga harga autoclave.   

             Baik dari penjelasan diatas telah dijelaskan tentang kerakteristik serta penggolongan tiap - tiap benda yang dapat diolah di bidang rumah sakit. Dan sekarang saya akan menjelaskan tentang sedikit pengertian dari limbah - limbah klinis itu sendiri yaitu dibagi menjadi beberapa macam seperti: 
            a) Limbah infeksius
Adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif), limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular, limbah yang berasal dari kamar bedah.
            b) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
            c) Limbah benda tajam 
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif. 
           d) Limbah farmasi 
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang sangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan. 
           e) Limbah kimia 
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. 
           f) Limbah sitotoksik 
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. 
           g) Limbah radioaktif 
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Misal berasal dari rotgen yang berupa limbah cair maupun limbah padat.

              Air buangan rumah sakit perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan manusia. Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit berupa limbah nonmedis dan medis yang tentu saja mempunyai karakteristik yang berbeda pula sehingga dalam proses pengolahan limbahnya berbeda pula. Pengolahan limbah cair rumah sakit dapat dilakukan dengan cara lumpur aktif, aerob dan sebagainya.
       Limbah Non Medis 
          Limbah nonmedis mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan limbah rumah tangga. Limbah nonmedis ini berasal dari kegiatan administrasi umum, administrasi medis, poliklinik dan sebagainya. 
      Limbah Medis 
          Limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit berasal dari ruang rawat inap, ruang rawat jalan, ruang operasi, laboratorium, laundry, dapur, ruang bersalin dan sebagainya. Untuk limbah yang dihasilkan dari laboratorium, kamar operasi sebelum masuk ke bak pengolahan harus dipisahkan terlebih dahulu antara limbah rawat inap, ruang bersalin, laundry sehingga nantinya pada proses pengolahan limbah dapat berjalan sempurna. Hal ini disebabkan limbah dari laboratorium dan kamar operasi mengandung bahan beracun berbahaya serta kandungan infeksius yang cukup tinggi sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum masuk ke bak pengolahan. 

           Baik ini merupakan tahap proses dari pengolahan dari limbah yang terdapat dirumah sakit itu sendiri yaitu Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanfaatan limbah. Program minimisasi limbah yang baru mulai digalakkan di Indonesia, bagi runah sakit masih merupakan hal baru. Tujuannya untuk mengurangi jumlah limbah dan pengolahan limbah yang masih mempunyai nilai ekonomis. Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang terbaik untuk pengolahan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi limbah (waste reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan limbah (waste abatement), pencegahan pencemaran (waste prevention), dan reduksi pada sumbemya (source reduction). Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama kali karena upaya ini bersifat preventif yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dan proses produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak memberikan keuntungan yakni meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya relatif murah.
Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya adalah:
     a) House keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh runah sakit dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.
     b) Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.
     c) Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.
     d) Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.
     e) Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik, sesuai dengan petunjuk pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.
     f) Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian unitnya.
         Pengelolaan limbah cair yang tidak benar dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada pengunjung rumah sakit. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang bekerja di sekitar rumah sakit maka diperlukan adanya manajemen dan monitoring limbah rumah sakit. Untuk mengamankan lingkungan dan menggurangi energi, rumah sakit perlu mengembangkan Minimisasi dengan menggunakan pedoman 4R sehingga dapat menggurangi jumlah limbah yaitu reduce (menggurangi) - reuse (penggunaan kembali) - recycle (daur ulang) - recovery (perolehan kembali), End Off pipe Approach merupakan pilihan akhir dalam pengelolaan limbah rumah sakit, dimana limbah rumah sakit diolah dan dimusnahkan sesuai dengan teknologi yang akrab lingkungan. Dengan minimisasi limbah rumah sakit dapat memberikan berbagai keuntungan dan memberikan nilai tambah bila dilaksanakan oleh pihak rumah sakit secara konsisten. 
Untuk buangan desinfektan hendaknya dilakukan pengolahan tersendiri yaitu tidak tercampur dengan unit pengolah air limbah. Hal ini dikarenakan cairan desinfektan seperti karbon, savlon, hibiscub nantinya dapat membunuh bakteri yang dibutuhkan dalam pengolahan air limbah. 
Pada kegiatan rumah sakit perlu adanya kajian manajemen rumah sakit dengan maksud agar semua kegiatan yang terdapat dalam rumah sakt dapat terpantau dengan maksimal. Manajemen rumah sakit perlu dilakukan sebaik mungkin karena rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif, kuratif, promotif maupun rehabilitatif sehingga pasien rawat jalan atau rawat inap serta petugas rumah sakit terkait terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh air. Adapun manajemen yang baik dan harus dilaksanakan pada rumah sakit mempunyai urutan sebagai berikut yaitu perencanaan (planning), pengoranisasian (organizing), menggerakkan (actuating) dan pengawasan atau pengendalian (controlling). 
       Pada intinya pengelolaan limbah rumah sakit diperlukan sejak awal kegiatan, karena jika penanganan awal sudah dilaksanakan diharapkan buangan tersebut tidak menimbulkan gangguan pada instalasi pengolah limbah karena limbah rumah sakit merupakan limbah infeksius sehingga dapat menimbulkan infeksi nosokomial yang dapat membayakan bagi pasien rawat inap maupun karyawan (medis, non medis, perawat) yang ada pada rumah sakit tersebut serta pengunjung atau pasien yang menjalani rawat jalan.
       Dalam suatu rumah sakit bahwa perlu kita ketahui juga bahwa limbah yang terdapat dirumah sakit memiliki stabdar baku mutu limbah rumah sakit. Telah dijelaskan bahwa Peraturan pemerintah RI No. 85 tahun 1999 tentang perubahan atasPeraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah berbahayadan beracun menetapkan bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannyasehingga tetap mampu menunjang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan,bahwa dengan meningkatnya pembangunan di segala bidang, khususnyapembangunan di bidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah yangdihasilkan termasuk yang berbahaya dan beracun yang dapat membahayakanlingkungan hidup dan kesehatan manusia.
Pada dasarnya, keberadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalahuntuk mengolah air limbah sehingga memenuhi persyaratan baku mutu limbah cair Rumah Sakit. Limbah rumah sakit mempunyai ciri tersendiri yang berbeda denganlimbah yang dihasilkan oleh unit usaha/industri lainnya yaitu dalam halkandungan bahan infeksius dan kandungan bahan organik yang tinggi. Adanyabahan pencemar pada perairan, tidak hanya merusak ekosistem perairan tersebut yang menyebabkan kematian organisme secara langsung, tetapi juga mengurangiatau melemahkan daya adaptasi, bertahan dan kemampuan untuk tumbuh, serta berkembang biak.
            Komitmen untukmenciptakan lingkungan yang bersih merupakan hal yang paling mendasar yangada pada pemegang keputusan sehingga IPAL ini dapat terwujud dan dioperasikandengan baik sampai saat ini.Fluktuasi limbah cair yang dihasilkan bervariasi, tergantung pada jumlahpasien yang dirawat dan juga tergantung pada beberapa kegiatan yang dilakukanoleh para karyawan / petugas. Dengan demikian beban IPAL ini juga menjadibervariasi sehingga hasil akhir luarannya juga bervariasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan yang terus menerus sehingga didapatkan kondisi operasiyang paling sesuai. Kondisi kualitas influen dan efluen limbah cair dari IPAL tersebutseharusnya dipantau secara terus menerus dan didokumentasikan, karenapemantauan kualitas influen dan efluen tersebut harus dilakukan oleh suatu badanyang independen dan berwenang yang mahal biayanya, maka perlu dicarikanalternatif-alternatif pemantauan secara terus menerus tetapi murah biayanya dan dapat dipercaya.

      Sumber : 

   - http://niki-sp2.blogspot.co.id/p/pencemaran-air.html
   - https://3superelektron.wordpress.com/pencemaran-air/
   - https://ahmadsaepurrohman.wordpress.com/2012/05/27/proses-yang-dapat-menyebabkan-terjadinya-pencemaran-lingkungan/
   - http://madanitec.com/2015/03/mekanisame-kerja-dan-fungsi-autoclave/
   - http://wallputih.blogspot.co.id/2014/08/pencemaran-air.html
       https://www.academia.edu/9902576/TUGAS_PENGENDALIAN_PENCEMARAN_PERAIRAN_INSTALANSI_PENGOLAHAN_LIMBAH_RUMAH_SAKIT_FAKULTAS_PERIKANAN_DAN_ILMU_KELAUTAN_UNIVERSITAS_DIPONEGORO_SEMARANG_2014

   -