Rabu, 29 Maret 2017

TUGAS


TEKNIK PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI 

BAB I
PENGERTIAN DAN TUJUAN PERAWATAN MESIN


1.1 Pengertian Perawatan mesin (maintenance)
        Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas atau peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu, fasilitas atau peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secar efesien ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan atau mantaince juga didefinisikan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima ( BS3811,1974 dalam Corder, 1992 ). Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian Teknologi ( sekarang Departemen Perdagangan dan Industri ) pada bulan april 1970, menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang berarti merawat, memelihara, dan menjaga.
        Perawatan adalah suatu kombinasi dari semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu mesin pada kondisi yang dapat diterima.

1.2 Tujuan Perawatan Mesin
        Menurut Corder (1992 ), tujuan pemelihraan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut : 
1. memperpanjang usia kegunaan asset atau dapat juga disebut bagian dari suatu tempat kerja,                 bangunan dan isinya.
2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa dan                         mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum.
3. menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.


BAB II
PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI

2.1   Peranan Perawatan Untuk Mesin Produksi
        Pada dasarnya setiap mesin produksi sangatlah dibutuhkannya proses perawatan untuk menunjang keualitas serta kenyamanan bagi pengguna mesin agar kondisi mesin tetap dalam keadaan aman dan terjaga. Dalam segi sistem keorganisasian harus adanya keselarasan antar faktor – faktor keteknikan serta geografis dan keadaan dari pekerja yang mendukung.

2.2 Jenis – jenis Perawatan Pada Mesin Produksi
Menurut Corder, (1992) membagi kegiatan pemeliharaan kedalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharan tak terencana (unplanned maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (breakdown maintenance). Pemeliharaan terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharan korektif (corrective maintenance). Berikut ini merupakan penjelasan dari pemeliharaan (maintenance) terencana, yaitu:
        1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
             Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. 
Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam “critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam “critical unit “apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal 
(Assauri, 2004).

       2.  Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)
            Menurut Prawirosentono (2000), pemeliharaan korektif (corrective maintenance) adalah peralatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton (1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu “ pemeliharaan kemajuan“ (Improvement maintenance), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan.
Disamping pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance). Pemeliharaan tidak terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (emergency maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
( Prawirosentono, 2000).
Berikut ini merupakan skema dari jenis jenis perawatan mesin produksi:





Gambar 2.1 Skema Jenis - jenis Perawatan Mesin Produksi



2.3   Pihak – pihak Bertanggung Jawab Dalam Proses Perawatan
Berikut ini merupakan pihak – pihak yang memiliki tanggung jawab dalam proses perawatan mesin produksi, yaitu:
1. Inpeksi ( inspection )
        Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inpeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan teknik (enginerring)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakuakan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
3. Kegiatan produksi (production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai rencana. 
4. Kegiatan administrasi (clerical work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang terpenting dari bagian pemeliharaan.
5. pemeliharaan bangunan (housekeeping)
kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.


BAB III
DEPARTEMENT ORGANISASI PERAWATAN PADA MESIN PRODUKSI


3.1 Organisasi Maintenance
Menurut Taylor dalam Suharto (1991), organisasi adalah pengintegrasian sumber-sumber, seperti persoalan teknik, kondisi alam, serta keterlibatan personal. Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi perawatan mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap memperhatikan problem-problem setempat dengan memperhatikan jenis operasi, kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin dan kondisi tenaga kerja.

3.2 Struktur Organisasi
Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Dilapangan, salah satu yang diambil agar bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personil yang terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan lain-lain (Suharto, 1991).
Selanjutnya persentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri dan apakah jenis industri tersebut bersifat padat karya atau padat modal. Dalam industri padat karya, angka ini hanyalah 2 %, sedangkan industri padat modal jumlahnya dapat mencapai 50 % ( Corder,1992 ).

3.3 Jenis Pekerjaan 
Jenis perawatan pada akan menetukan sifat serta karakteristik pada pekerjaan atau jenis pengawasan. Dan jenis – jenis perawatan yang sudah tergolong sekian banyaknya seperti perawatan pada permesinan, perminyakan, perpipaan, dan masih banyak jenis yang lainnya.

3.4 Ruang Lingkup Perawatan Mesin 
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departmen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan upervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.

3.5 Susunan Struktur Organisasi
Dalam sebuah industri harus adanya sistem pengorganisasian terhadap perawatan mesin yang perlu diselaraskan terhadap faktor – faktor keteknikan, geografis serta situasi personil yang mendukung. 



Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perawatan Pada Mesin


Sumber:
*    Corder, A. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di Industri Pengolahan       Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor. Skiripsi Institut Pertanian           Bogor. Bogor.
*    Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.
*    Prawirisentono, S. 2000. Manjemen Operasi ; Analis Studi Kasus. Edisi Kedua. Bumi Aksara.             Jakarta.
*    The American Management Association, Inc. 1971. Modern Maintenance Management. Bombay.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar